Jumat, 15 Maret 2013

PENGEMBANGAN SISTEM


1.      Bagaimana sejarah SDLC ?
Siklus hidup sistem (SLC) adalah metodologi yang digunakan untuk menggambarkan proses untuk membangun sistem informasi , dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi dalam cara yang sangat disengaja, terstruktur dan teratur, mengulangi setiap tahap siklus hidup . Pengembangan sistem siklus hidup, menurut Elliott & Strachan & Radford (2004), “berasal pada tahun 1960, untuk mengembangkan skala besar fungsional sistem bisnis di zaman skala besar konglomerat bisnis . Sistem informasi kegiatan berkisar berat pengolahan data dan angka-angka rutinitas “.
Beberapa kerangka kerja pengembangan sistem telah sebagian didasarkan pada SDLC, seperti analisis sistem terstruktur dan metode desain (SSADM) diproduksi untuk pemerintah Inggris Kantor Pemerintah Commerce pada 1980-an. Sejak saat itu, menurut Elliott (2004), “pendekatan siklus kehidupan tradisional untuk pengembangan sistem telah semakin digantikan dengan alternatif pendekatan dan kerangka kerja, yang berusaha mengatasi beberapa kekurangan yang melekat pada SDLC tradisional”.
SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem informasi , termasuk persyaratan, validasi kepemilikan (stakeholder), pelatihan, dan pengguna. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakan Teknologi Informasi infrastruktur , dan murah untuk mempertahankan dan biaya-efektif untuk meningkatkan. sistem komputer yang kompleks dan sering (terutama dengan munculnya baru-baru arsitektur berorientasi layanan ) link beberapa sistem tradisional berpotensi disediakan oleh vendor perangkat lunak yang berbeda. Untuk mengelola tingkat kompleksitas, sejumlah model SDLC atau metodologi telah diciptakan, seperti “ air terjun ”;” spiral ”;” Agile pengembangan perangkat lunak ”;” prototipe cepat ”;” incremental ”; dan” sinkronisasi dan menstabilkan “.
Model SDLC dapat dijelaskan sepanjang spektrum gesit untuk iteratif untuk berurut. metodologi Agile , seperti XP dan scrum , fokus pada proses ringan yang memungkinkan untuk perubahan yang cepat di sepanjang siklus pengembangan. Iteratif metodologi, seperti kesatuan proses rasional dan dinamis pengembangan sistem metode , fokus pada lingkup proyek terbatas dan memperluas atau memperbaiki produk oleh beberapa iterasi. Sequential atau besar-desain-up-depan (BDUF) model, seperti Air Terjun , fokus pada perencanaan lengkap dan benar untuk membimbing proyek-proyek besar dan risiko untuk hasil yang sukses dan dapat diprediksi. Model-model lain, seperti Pembangunan Anamorphic , cenderung fokus pada bentuk pembangunan yang dipandu oleh ruang lingkup proyek dan iterasi pengembangan fitur adaptif.
Dalam manajemen proyek proyek dapat didefinisikan baik dengan siklus hidup proyek (PLC) dan SDLC, selama kegiatan yang sedikit berbeda terjadi. Menurut Taylor (2004) “siklus hidup proyek mencakup semua kegiatan proyek , sedangkan siklus hidup pengembangan sistem berfokus pada produk menyadari persyaratan ”.

2.      Apa itu SDLC ?
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).

3.      Apa saja tahapan SDLC ?
Tahapan SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.
Proses Tahapan SDLC yang paling sering digunakan adalah :
1. Perencanaan
Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan. apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.
2. Analisis Sistem
Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak dibuat.
3. Desain
Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama.
4. Konstruksi
Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan.
5. Implementasi
Software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem pengguna/sudah siap
diterapkan.
6. Maintenance
Sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya.




Gambar : Tahapan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)

4.      Apa kegunaan SDLC ?
Adapun kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baru (baca : kemampuan penggunaan) baik itu secara modular (baca : instalasi parsial atau update dan upgrade perangkat lunak) maupun dengan proses instalasi baru (baca : penggantian perangkat lunak menyeluruh atau software replacement). Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan dukungan (baca : software support) dari pengembang perangkat lunak terkait.
5.      Apa fungsi SDLC ?
Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu :
1.                  Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?
Perencanaan meliputi :
(a)    Mengidentifikasikan Nilai Bisnis
(b)   Analisis Kelayakan
(c)    Membuat Rencana Kerja
(d)   Mengatur Staff
(e)    Mengontrol dan Mengarahkan Projek

2.                  Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?
Analisis meliputi:
(a)    Analisis masalah
(b)   Mencari informasi yang terkait dengan sistem
(c)    Menentukan model proses
(d)   Menentukan model data

3.                  Perancangan : Bagaimana kerja sistem?
Perancangan meliputi:
(a) Perancangan Proses secara Fisik
(b) Perancangan Arsitektur Sistem
(c) Perancangan Interface
(d)   Perancangan Basis Data dan Berkas
(e)    Perancangan Program

4.                  Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?
Implementasi meliputi:
(a) Construction
(b) Instalation



6.      Sebutkan teknik pengembangan sistem dalam SDLC !

1. Prototyping
Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana untuk software final yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Jenis-jenis teknik prototyping adalah:
(a) Trowaway Prototyping.
(b) Evolutionary Prototyping.
(c) Incremental Prototyping.

Keuntungan menggunakan teknik prototyping:
(a) Mengurangi waktu dan biaya.
(b) Meningkatkan keterlibatan pengguna.
(c) Mengurangi kesalahpahaman dan kesalahan interpretasi dengan pengguna.

Kelemahan menggunakan teknik prototyping:
(a) Analisis kurang.
(b) Biaya untuk membuat prototyping cukup tinggi.






Gambar : Teknik Pengembangan Sistem “Prototyping Model”


2. Waterfall
Suatu cara pengembangan software yang fase – fasenya berurutan. Sebuah fase tidak biasa dikerjakan sebelum fase sebelumnya telah selesai dikerjakan.
Keuntungan menggunakan teknik waterfall:
(a) Proses menjadi teratur.
(b) Estimasi proses menjadi lebih baik.
(c) Jadwal menjadi lebih menentu.

Kelemahan menggunakan teknik waterfall:
(a) Sifatnya kaku, sehingga susah melakukan perubahan di tengah proses.
(b) Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang konsumen bisa
      memberikan kebutuhan secara lengkap diawal.



Gambar : Teknik Pengembangan Sistem “Waterfall Model”

3. Spiral
Teknik spiral mencoba menggabungkan model prototyping dan waterfall. Biasa digunakan untuk proyek besar yang mahal dan rumit. Digunakan oleh militer Amerika untuk mengembangkan program Future Combat Systems.

Keuntungan menggunakan teknik spiral:
(a)    Pengguna dan developer bisa memahami dengan baik software yang dibangun karena
progress dapat diamati dengan baik.
(b)   Estimasi menjadi lebih realistik seiring berjalannya proyek karena masalah ditemukan
sesegera mungkin.
(c) Lebih mampu menangani perubahan yang sering terjadi pada software development.
(d) Software engineers bisa bekerja lebih cepat pada proyek.

Kelemahan menggunakan teknik spiral:
(a) Membutuhkan waktu yang lama.
(b) Membutuhkan dana yang besar.
(c) Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar program bisa selesai dengan baik.


Gambar : Teknik Pengembangan Sistem “Spiral Model”

4. V Model
Teknik V model sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. V untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di Jerman.

Keuntungan menggunakan teknik V model:
(a) Merupakan model pengembangan terstruktur.
(b) Setiap fase dapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail dari fase
     sebelumnya.
(c) Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga mengurangi waktu proyek.

Kelemahan menggunakan teknik V model adalah dokumentasi harus cukup detail agar fase selanjutnya dapat berjalan dengan baik.

Gambar : Tahapan Pengembangan Sistem “V-Model”


5. Formal Method
Teknik formal method adalah teknik yang mengandalkan perhitungan matematika dalam setiap prosesnya. Hanya digunakan pada sistem yang sangat memperhatikan keamanan atau keselamatan dari pengguna. Contoh penggunaan teknik ini adalah aerospace engineering.

Keuntungan menggunakan teknik formal method adalah meminimalkan resiko dengan adanya perhitungan komputasi.

Sedangkan kerugiannya adalah:
(a) Biaya Tinggi.
(b) Kompleks.
(c) Tidak Umum untuk Proyek Software pada umumnya.



Gambar : Tahapan Pengembangan Sistem “Formal Method Model”

6. Extreme Programming
Merupakan bagian dari metode agile software development. Extreme Programming merupakan suatu pengerjaan perangkat lunak secara cepat. Metode ini sangat cocok untuk proyek perangkat lunak yang membutuhkan waktu lebih instan dalam pengembangannya.

Keuntungan menggunakan teknik extreme programming:
(a) Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Klien.
(b) Meningkatkan Komunikasi dan Sifat Saling Menghargai antar Developer.

Kelemahan menggunakan teknik extreme programming:
(a) Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan selalu diterima.
(b) Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk
      melakukan apa yang diperlukan hari itu juga).



Gambar : Tahapan Pengembangan Sistem “Extreme Programming Model”

7.   Rapid Application Development
Rapid Application Development merupakan suatu cara penerapan SDLC dengan membuat suatu software prototype terlebih dahulu dan kemudian dipresentasikan ke costumer. Jika costumer menyetujuinya, maka software akan dikembangkan lebih lanjut.

Kelebihan Rapid Application Development adalah :
(a)    Pengguna dapat memperoleh / menggunakan sistem lebih awal.
(b)   Pengguna dapat merencanakan beberpa tambahan untuk versi setelahnya.

Kekurangan Rapid Application Development adalah :
(a)    Pengguna bekerja dengan sistem yang sebenarnya belum selesai secara keseluruhan.




Gambar : Tahapan Pengembangan Sistem “RAD Model”

8.   Parallel Development Methodology
Parallel Development Methodology merupakan suatu cara pada SDLC yang melakukan fase design dan implementation secara paralel.
Kelebihan dari Parallel Development Methodology adalah :
(a) Meminimalisasi waktu penjadwalan
(b) Meminimalisasi kesempatan untuk dikerjakan ulang

Kekurangan dari Parallel Development Methodology adalah :
(a) Masih menggunakan dokument di kertas
(b) Menggabungkan subproyek memerlukan suatu keahlian yang khusus. Biasanya banyak
      terjadi kegagalan pada saat proses penggabungannya


Gambar : Tahapan Pengembangan Sistem “Parallel Development Methodology”

7.      Apa kekurangan serta kelebihan dari tahapan pengembangan sistem (SDLC) ?

Kelemahan Metode SDLC
Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti aliran sequentialà yang ditawarkan model ini. Iterasi (Pengulangan) selalu terjadi dan menimbulkan masalah pda aplikasi yang dibentuk oleh model ini. Seringkali pada awalnya customer sulit menentukan semua kebutuhan secara explisit (jelas).
Customer harus sabar karena versi program yang jalan tidak akanà tersedia sampai proyek software selesai dalam waktu yang lama.

Keunggulan Metode SDLC
a.    Mudah diaplikasikan
b.    Memberikan template mengenai metode analisis,desain,pengkodean,pengujian dan
       pemeliharaan

Untuk menentukan metode mana yang lebih cocok diterapkan dalam pengembangan proyek perangkat lunak, maka harus memperhatikan hal berikut :
1.      Clear user requirements
2.      Familiarity with technology
3.      Complexity of system
4.      Reliability of system
5.      Time schedule
6.      Schedule visibility
Jadi, dapat disimpulkan bahwa SDLC (Systems Development Life Cycle ) merupakan siklus hidup pengembangan system. Kemudian dalam pengembangannya, terdapat 6 fase dalam SDLC yaitu Perencanaan, Analisis, Perancangan, Implementasi, Pemeliharaan serta Identifikasi dan Seleksi Proyek.















Rabu, 02 Januari 2013

Contoh Program Penentuan Jurusan SMA Model AHP




APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN JURUSAN SISWA-SISWI SMA (IPA/IPS/BAHASA)
MENGGUNAKAN METODE AHP
(Studi Kasus SMA di Kota Semarang)

Disusun Dalam Rangka :
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan
(A12.4701)


Disusun Oleh :
1.      Fanoza Heryansyah           /A12.2009.03469
2.      Wahyu Hidayat                 /A12.2009.03568
3.      Riza Budi Darmawan        /A12.2009.03482
4.      Sudarsono                        /A12.2009.03488
5.      Arum Kusumaningtyas      /A12.2010.04183
 


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2013


Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jurusan SMA Menggunakan Metode AHP


PROPOSAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN JURUSAN SISWA-SISWI SMA (IPA/IPS/BAHASA)
MENGGUNAKAN METODE AHP
(Studi Kasus SMA di Kota Semarang)

Disusun Dalam Rangka :
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Pendukung Keputusan
(A12.4701)


 


Disusun Oleh :
1.      Fanoza Heryansyah           /A12.2009.03469
2.      Wahyu Hidayat                 /A12.2009.03568
3.      Riza Budi Darmawan        /A12.2009.03482
4.      Sudarsono                        /A12.2009.03488
5.      Arum Kusumaningtyas      /A12.2010.04183
 


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2013